Apa yang terlintas dalam pikiran Anda jika mendengar kata-kata berikut: modal atau penanaman modal, profit dan margin. Dan jika ditarik kesimpulan dari kata-kata tersebut, apa yang Anda dapatkan?
Secara sederhana dan umum apabila seseorang yang memiliki modal, kemudian ia menanamkan modalnya atau sejumlah dana yang dimilikinya kepada sesuatu misal saham, properti, P2P Lending atau emas dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan, maka apa yang telah dilakukannya merupakan kegiatan investasi jangka pendek.
Tak hanya itu selain memiliki keuntungan, kegiatan ini biasanya bersifat jangka panjang, walau beberapa yang tren saat ini yaitu P2P Lending, tak butuh waktu lama untuk Anda memperoleh keuntungan.
Investasi p2p fintech adalah salah satu pilihan penanaman modal di jaman sekarang yang mulai dilirik banyak kalangan karena sistem keuntungannya yang bisa diperoleh dalam waktu singkat, misal tidak lewat dari 6 bulan saja, atau sesuai kesepakatan antara pemilik modal dan penerima modal yang dilakukan secara online.
Selain itu P2P lending juga bisa meraih keuntungan antara 12 sampai 15 % per tahun. P2P lending juga merupakan salah satu financial technology yang menjadi perhitungan banyak orang, karena caranya yang mudah, cepat dan aman.
Salah satu perusahaan yang memelopori adanya investasi Indonesia P2P lending adalah Amartha. Sejak tahun 2010, Amartha serius dan konsisten dalam mengembangkan sistem P2P lending. Terhitung telah ada sekitar 394 ribu lebih penerima modal dan hampir Rp 1,85 Triliun lebih dana masyarakat berputar untuk kebutuhan P2P Lending ini.
Dalam perkembangannya, perusahaan seperti Amartha yang bergerak di bidang fintech lending saat ini semakin banyak. Di tahun 2019 saja, ada sekitar 164 perusahaan yang terdaftar di OJK, tentunya hal ini berdampak baik dalam sistem perekonomian Indonesia.
Karena kemajuan teknologi saat ini membuat masyarakat menengah dan menengah ke bawah yang mungkin belum menggunakan fasilitas pelayanan bank menjadi terbantu dengan adanya sistem investasi online P2P Lending ini karena bunga yang kecil. Tak hanya masyarakat kecil yang terbantu, hampir 74% UMKM di Indonesia juga akhirnya memiliki peluang untuk memperoleh kredit.
Hal ini juga mencegah tumbuh kembangnya rentenir yang sejak dulu telah meresahkan di tengah-tengah masyarakat, khususnya di pedesaan. Dengan sistem P2P lending juga yang merupakan investasi Indonesia terpercaya, Amartha tidak hanya berkomitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan pemberian pinjaman yang sesuai porsinya.
Selain itu, Amartha juga aktif memberikan edukasi lewat berbagai pelatihan keuangan kepada masyarakat tentang bagaimana seharusnya menggunakan dana pinjaman tersebut untuk keperluan yang lebih produktif, sehingga hasilnya dapat dinikmati langsung oleh masyarakat itu sendiri.
Berdasarkan survei yang secara berkala dilakukan Amartha, rata-rata pendapatan rumah tangga penerima pinjaman meningkat setiap bulannya. Sebagai contoh dari yang awalnya pendapatan rumah tangga peminjam hanya Rp 4,2 juta/bulan, kini sejak bergabung di Amartha menjadi sekitar 6,7 juta/bulan, berarti ada peningkatan hampir 60% dalam setahun.
Lebih lanjut, peningkatan penggunaan penetrasi internet dan smartphone di tengah masyarakat membuat perusahaan Amartha semakin berusaha mengembangkan inovasi dalam aplikasinya, penyaluran dana, sistem pengajuan kredit dan pendanaan.
Demikian penjelasan investasi dari sistem fintech di Indonesia yang dikembangkan Amartha dan telah dirasakan banyak manfaatnya oleh masyarakat. Apakah Anda mulai tertarik untuk bisa mencoba bergabung dalam investasi ini? Jika ya, tunggu apa lagi, segera daftarkan dan buat diri Anda lebih berguna untuk orang lain dan orang-orang di sekitar Anda.